Saturday 6 June 2009

OMNI HOSPITALS INTERNATIONAL? BOHONG! TUNTUT!!!!

Terpuruknya si OMNI 22

Menarik +9 eshape eshape

20 jam yang lalu



Mata Khalid terbelalak membaca koran Tempo hari ini, Sabtu, 6 Juni 2009. Jelas terpampang di halaman A2 disamping Editorial, dengan Tajuk Berita Utama, tertulis sebuah judul yang membuat emosi Khalid kembali meluap,"Menteri : OMNI Bukan Rumah Sakit Internasional".

"Apa pula ini?", langsung Khalid bersuara dengan keras, sehingga mengagetkan Udin yang sedang menyeruput kopi pagi sebelum melahap Bubur Ayam mbok Inang yang selalu lezat.

"Sebentar mas, kurang ajar bener nih si Omni ini", sambil menjawab Khalid menelusuri artikel Berita Utama itu dengan seksama. Udinpun kembali menikmati kopinya, sambil menanti Khalid selesai membaca. Alamat akan ada diskusi panjang lagi kalau Khalid membaca berita tentang Kasus Prita.

Selesai membaca, bukannya Khalid mengajak debat Udin, tapi malah seperti memendam rasa yang tidak jelas arahnya. Udin melirik sebentar ke Khalid dan kemudian mulai melahap bubur ayamnya yang terlihat merangsang dengan kepulan-kepulan asap di atas buburnya.

Khalid terlihat membuka-buka lembaran koran itu dan kemudian berhenti agak lama di artikel lain.

"Ini lagi Din, bukti nyata kegeblekan Omni. Ada jalan mudah kok milih jalan berdarah-darah", lirih Khalid mengucapkan kalimat ini.

"Apa lagi mas?", sahut Udin.

"Oli Top 1 pernah dihajar habsi-habisan dengan berita miring tentang kualitasnya, tetapi mereka sukses membalik pikiran orang dengan cara yang baik bukan dengan cara berperang terhadap para pengkritiknya. hasilnya Oli Top 1 kembali kepada posisinya semula, bahkan mungkin menjadi pilihan para pemakai oli berkualitas"

"Hubungannya dengan Omni?"

"Kenapa Omni tidak menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya? Kenapa dia tidak mengajak Prita duduk bersama menyelesaikan masalahnya? Bukankah itu publikasi yang sangat baik buat rumah sakitnya. Calon pasien akan percaya pada intregritas RS itu dan tidak ragu-ragu menjadi pasien disana. Lha sekarang?"

"Emang sekarang kenapa?"

"Saat ini orang mulai mencari borok RS itu. Kedekatan emosi mereka terhadap Prita membuat mereka bersaing dalam mencari nilai minus dari RS itu untuk disebarkan kemana-mana"

"Hmmm....."

"Sekarang ini malah menteri yang menyampaikan komentar di Berita Utama lagi. Dia ternyata sudah menegur RS itu, agar tidak menggunakan nama Internasional di belakang nama RS Omni, karena mengeluarkan ijin untuk rumah sakit internasional itu tidak mudah. Dia sudah menegur sejak Agustus tahun 2008 Din!"

"Oooo...", terus menyeruput Bubur Ayam, Udin menyimak kata-kata Khalid

"Kemarin aku baca cerita tentang kepemilikan RS ini yang katanya tersangkut BLBI. Wah, benar-benar Omni sedang menuju liang kuburnya sendiri. makin hari bukan berita kemenangan yang dia dapat, tetapi cercaan masyarakat yang dia dapat"

"Hati-hati mas, Jangan suka menyebar berita bohong lho. Nanti kasus Prita terulang lagi sama sampeyan gimana hayo?", Udin menyelesaikan seruputan terakhir buburnya sambil mengambil tisu di meja.

"Semoga aku dijauhkan dari berita bohong Din. Aku sekarang kasihan dengan Omni. Berapa biaya yangtelah dia keluarkan untuk melakukan semua hal ini, dan dai akan terus keluar biaya untuk mengembalikan kepercayaan pasiennya maupun calon pasiennya"

"Harga yang mahal ya mas?"

"Iya Din, apakah ini sudah terpikirkan saat mereka menuntut Prita ya?"

"Kayaknya enggak tuh mas. Mereka mungkin lupa teori manajemen penanganan keluhan pelanggan, sehingga mereka begitu pedhe untuk menuntut mantan pasiennya"



"Yuk, aku pulang dulu yuk. Mau ngasih makan kelinciku yang sakit di rumah. Salam"

'''

'

No comments:

Post a Comment